A. Perkembangan
Kognitif Anak Usia Dini
Perkembangan anak usia dini yang
terentang dari usia 4 sampai 6 tahun merupakan bagian dari perkembangan manusia
secara keseluruhan. Diusia pra sekolah, logika berfikir anak masih sangat
terbatas karena memang ia belum mampunyai pemahaman yang cukup tentang The
Rules Of Logic.
Menurut Bloom : 50% potensi dari
intelegensi anak sudah terbentuk dari usia 4 tahun, kemudian
mencapai 80% di usia 8 tahun itu sebabnya, kurun usia khususnya usia pra sekolah sering disebut sebagai masa peka belajar.
mencapai 80% di usia 8 tahun itu sebabnya, kurun usia khususnya usia pra sekolah sering disebut sebagai masa peka belajar.
Menurut JEAN PAIGET “teori perkembangan
kognitif” bahwa anak dicoba mampu menginterprestasikan dan mengadaptasikan
objek – objek dan kejadian sekelilingnya. Bagaimana anak memahami dan mengenal
cirri dan fungsi objek diselilingnya seperti mainan, meja kursi, gelas,
makanan. Objek social seperti dirinya sendiri, orang tua saudara – saudaranya.
Anak dirangsang untuk mampu mengemukakan
atau mengidentifikasi objek – objek tersebut, kejadian sesuatu pendapat yang
baru yang penting bagi anak adalah membangun pengetahuan sesuai realita dan
anak tidak menerima informasi secara pasif dalam arti menangkap suatu objek
anak selalu memiliki mobilitas pengetahuan yang tinggi, karena disini memang
anak dalam kondisi tumbuh dan kembang.
Masa pra sekolah operasional 2 – 4
tahun, cirri khasnya adalah timbul cara penyampaian (Represantatif) seperti
bahasa, yang oleh PIAGET disebut fungsi simbolik. Fungsi simbolik nampak
permainan khayal dan bertambahnya peniruan yang ditunda (defored imitation).
Mulai nampak proses pemikiran tentang bilangan, kreasifikasi dan pemahaman
hubungan (recationship), tingkat perkembangan logika anak sangat dipengaruhi
oleh factor lingkungan utama keluarga. Logika anak akan terhambat saat periode
kritis. Selama masa kanak –kanak dan remaja antara 5 – 6 tahun, karena
perkembangan kognitif ditunjukkan dmengan rasa ingin tahu anak yang luar bisaa
terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terlihat dari seringnya anak menanyakan
segala sesuatu yang dilihat atau didengarnya, sehingga anak TK mudah untuk
membuat atau menciptakan sesuatu yang baru.
Kemampuan kreatif mencerminkan kemampuan
yang
jarang ditemukan, kemampuan itu untuk mengembangkan “Kepekaan” dan
“Apresiasi”.
Istilah kreatif dari bahasa Inggris
yaitu to create yang artinya mencipta atau menciptakan sesuatu dari tadinya tak
ada menjadi ada. Kemampuan kreatif pada manusia adalah kemampuan kreatif yaitu
bakat yang dibawah sejak lahir
B. Pengembangan
Kognitif Anak Usia Dini
Perkembangan kemampuan kognitif anak TK
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir anak agar dapat mengolah
perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam – macam alternative pemecahan
masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematikanya serta
pengetahuan akan ruang dan waktu, mengembangkan kemampuan memilah – milah dan
mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berfikir teliti,
terkadang kemampuan kognitif ini disebut juga sebagai kemampuan berfikir anak.
Kemampuan berfikir ini juga sangat erat
hubungannya dengan kemampuan berbahasa dan berhitung.
Kemampuan anak dalam menghitung atau
sistematika berbicara anak menggambarkan kemampuan dalam berfikir.
1. Prinsip
– prinsip dalam pengembangan
2. Memberikan
kesempatan pada anak untuk menghubungkan
3. Perhatian
masa peka anak
4. Dilakukan
secara bertahap, disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak
5. Memberi
kesempatan pada anak untuk mengekspresikan pengalamannya
6. Pengetahuan
yang objektif
Menurut JACK E. FORBES : Anak akan
menurup pikirannya dan menolak untuk belajar bila ia belum siap atau bila ia
tidak berminat, sehingga kemampuan yang diciptakan oleh anak baik itu ide –
idenya harus kita hargai biarkan anak belajar membuat perencanaan tahu membuat
keputusan sendiri dalam belajarnya karena guru sebagai fasilitator memberi
rangsangan atau menstimulasi anak agar lebih peka dengan pengalaman –
pengalaman yang baru dan punya kepercayaan dalam melakukan kreatifitasnya, kita
hargai usaha – usaha yang dilakukan oleh anak.
Jika kita perhatikan nak 4 tahun akan
berbeda dengan anak usia 10 tahun baik dalam berfikir atau keinginannya, karena
memang masa dan taraf perkembangan mereka berlainan. Sebagai guru TK sendiri
memiliki kesempatan yang besar untuk mempengaruhi kecerdasan anak, karena anak
memiliki kepeaan terhadap pengaruh luar.
Dari sini sendiri dapat mengembangkan
lingkungan belajar yang selaras dengan tempo dan keinginan anak salah satu
prinsip pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini adalah proses
pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu. Seluruh pengembangan potensi
anak dibidang fisik motorik, intelegensi, sosial emosional, bahasa serta
komunikasi dapat diintegrasikan secara menyeluruh sehingga menjadi bermakna
bagi anak.
C. Media
Dalam kegiatan pembelajaran tentunya
guru harus menyediakan parangkat media pembelajaran, karena bagi seorang anak
usia dini memang cara pembelajarannya harus menarik dan kongkrit tentang media
yang akan disampaikan pada anak didik terutama pada anak usia dini atau TK.
Karena media ini sebagai sumber
informasi maka informasi ini berisi :
-
Materi
-
Prosedur
-
Langkah – langkah
-
Dan lain – lain
Dengan kata lain, media berarti komponen
sumber belajar tau wahana fisik yang mengandung materi instruksional
dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar, sehingga dengan
penggunaan media kita dapat merangsang fikiran anak terutama anak usia dini.
Kita menyampaikan kepada anak harus
benar – benar ditunjukkan benda asli atau juga benda tiruan yang serupa dengan
a.slinya sehingga anak mudah untuk mengingat dan memahami tentang objek
tersebut.
Menurut GAGNE : media pendidikan
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video, camera, video
ecorder, film, slaide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan
computer.
Software (perangkat lunak) yang berisi
pesan tau informasi pendidikan yang disajikan dengan menggunakan peralatan
fisik dan Hardware (perangkat keras) merupakan sarana untuk dapat menampilkan
pesan yang terkandung pada media.
1. Alasan
memakai media
a. Fisik
banyak bergerak, tidak bisa diam, akibat nak mudah lelah, cepat bosan, dan
gampang berpindah – pindah
b. Mental
emosional sangat memerlukan perhatian, mudah tertarik pada hal – hal baru
c. Mental
intelektual, rasa ingin tahu tinggi, berfikir realita (benda nyata)
Hal – hal tersebut menurut guru untuk
selalu bertindak dan berbuat kreatif, terutama untuk tetap menjaga perhatian
dan konsentrasi, serta menarik perhatian dalam kegiatan belajar mengajar dan
yang terpenting adalah agar anak tidak mengalami verbalisme. Cara yang dapat
ditempuh oleh seorang guru TK adalah selalu menyediakan dan menggunakan media
dalam kegiatan belajar mengajar.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi .yang semakin pesat, membuat guru harus lebih berfikir dan berbuat
sesuatu yang lebih kreatif untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
interaktif, komunikatif dan menyenangkan dalam pembelajaran kita harus menggunakan
beberapa bentuk media baik itu media buatan atau media asli.
Menurut ELY : media pendidikan sebagai
berikut :
a. Manipulatif : Media
yang dimungkinkan untuk memberikan sajian – sajian terhadap siswa atau penipuan
b. Fiksatif : Media yang mampu merekam atau menyimpan dan melestarikan dan
merekonstruksikan suatu objek menceritakan kembali
c. Distributif
perpeti : Media dimungkinkan mampu menstrans pormasikan melalui ruang –
ruang tertentu
2. Fungsi
Media
Merupakan salah satu unsure yang sangat
penting dalam rangka untuk memahami sesuatu masalah. Ada 4 fungsi diantaranya :
a. Atensi
: dimana media merupankan inti artinya bahwa media mampu menarik /
memberikan rangsangan mengarahkan perhatian siswa peserta didik untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan media tersebut
b. Afektif
: dimana fisual dapat dilihat dari tingkat kematangan siswa ketika
belajar
c. Kognitif
: dimana
media fisual terlihat dari hasil temuan – temuan dalam penelitian yang dapat
memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau besar yang
terkandung dalam media
d. Konfrensif
: dimana
media fisual memberikan kontek untuk memahami teks, membantu siswa yang lemah
dalam mengorganisasikan informasi dan mengingatkannya kembali dengan kata lain
bahwa media mampu menerima pesan
Menurut
DAITHON :
a. Bahwa
siswa adalah baku
b. Informasi
yang diserap oleh anak adalah utuh
Pendapat
Daithon ini memperjelas bahwa pengajaran bisa .lebih menarik dan menjadi
afektif, interaktif serta lama waktu pengajaran dapat dipersingkat dan kualitas
hasil belajar dapat ditingkatkan dimana interaksi media pengajaran dapat
mengkomunikasikan elemen – elemen pengetahuan dengan cara terorganisasikan
dengan baik.
Media dapat digunakan kapan saja dan
dimana saja jika pengajaran rancangan untuk menggunkan sebagai alat Bantu dalam
proses belajar mengajar.
Peran guru dapat berupa kearah yang
lebih positif dan beban guru untuk menjelaskan ang berulang – ulang mengenai
isi pelajaran dapat dikurangi dan bahkan dapat dihilangkan.
3. Cara
menggunakan media diantaranya :
a. Benda
dibawah kedalam kelas, maksudnya pembelajaran dengan mudah dapat berfungsi
antara lain mengatasi masalah pada anak
b. Membantu
kelas kedunia luas atau karya wisata maksudnya kegiatan belajar yanga melalui
suatu kunjungan kelain tempat
4. Keuntungan
membawah benda kedalam kelas antara lain :
a. Anak
dapat mengetahui secara langsung
b. Membangkitkan
minat untuk menyelidiki dan menemukan sesuatu yang baru
c. Melatih
seni hidup bersama menjalankan .tugas dan tanggung jawab bersama
d. Mengimbragasikan
antara pengajar dieklas dengan kehidupan dimasyarakat
e. Menciptakan
kepribadian yang kongkrit atau utuh bagi siswa
Semakin rumit ejenis media ,yang dipakai
semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga
semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya.
Semakin sederhana perangkat media yang
digunakan akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih
khusus dan lingkup sasarannya lebih terbatas.
D. Kartu
Angka
Sebelum anak pandai berhitung langkah
pertama adalah dengan mengerti tentang arti angka, saat anak – anak mulai
belajar menghitung mereka akan menganggap angka – angka itu sebagai rima,
mungkin pengertian mereka terhadap angka masih terbatas pada hitungan 1 – 2 – 3
dan mungkin sebelum bisa membayangkan 5 – 6 – 7 dan seterusnya.
Sebagai seorang guru kita harus tanggap
kalau anak usia dini belum mampu kita ajak untuk membilang angka, untuk itu
guru sebagai fasilitator maka guru harus tanggap dengan anak ini bisa menyebut
urutan bilangan dari angka 1 – 10, maka media yang paling kongkrit adalah
dengan menggunakan media kartu angka, media ini bisa berupa lembar kertas
berbentuk segi empat dan lain sebagainya, yang terpenting cara penyampaian pada
anak saat proses belajar mengajar menyebut bilangan melalui media kartu angka.
Sehingga kartu angka ini sangat
diperlukan dan sangat membantu dalam pembelajaran anak, sebab apapun yang
dilihat anak yang dipelajari anak semua harus jelas, nyata dan kongkrit. Karena
sifat anak adalah ingin tahu terutama dalam mengenal angka lewat alat peraga yang
berupa kartu angka. Mengenalkan angka ini tidak cukup banyak sekali tetapi
membutuhkan waktu yang lama dan proses yang sangat panjang, bila si anak sudah
tahu dan faham dengan angka dari angka 1 sampai 10 dapat dikatakan dia sudah
bis mulai mengerti apa arti angka – angka tersebut, namun tidak jarang anak
kecil sering membuat urutan. Jadi mereka butuh banyak latihan – latihan
terutama memberu kegiatan – kegiatan bangi anak.
1. Beberapa
cara kita mainkan pada anak
a. Anak
ditunjukkan urutan kartu angka sesuai dengan urutan bilangan
b. Kartu
angka kita acak anak disuruh menebak
c. Anak
diberi urutan untuk mengambil kartu angka
d. Anak
diajak menempel kartu angka dengan mengurutkan bilangan
Penggunaan media kartu angka bagi anak –
anak merupakan teman bermain sambil belajar, s.elain memberi keasyikan bermain,
menyajikan hal yang penting yakni mengajak anak- anak untuk memahami angka
sebagai lambang bilangan dengan bantuan gambar yang menarik sehingga anak –
anak dapat dengan mudah menyerap pemahaman terhadap materi yang diberikan
sekaligus mereka akan mempelajarinya dengan penuh semangat
E. Metode
Tanya Jawab
Metode mengajar menyangkut pengertian
yang luas yang merupakan garis – garis besar, metodendapat dianggap sebagai
sesuatu prosedur atau proses yang teratur. Suatu jalan atau cara yang teratur
untuk melakukan segala sesuatu, seperangkat prosedur seperti dalam penelitian
atau memberi instruksi, suasana pemahaman, perkembangan tau klasifikasi yang
teratur.
Salah satu komponen dalam pembelajaran
yang dapat menentukan efektivitas mengajar seorang guru adalah menggunakan
metode mengajar tanya jawab. Metode tanya jawab adalah metode dengan cara tanya
jawab, guru memberi pertanyaan terbuka sehingga anak dapat menjawab beberapa
kemungkinan berdasarkan pengalaman anak atau informasi antara guru dan anak
didik atau anak didik dengan anak didik yang bersifat baku karena sudah
ditentukan dengan pokok bahasan.
Dialog akan terjadi karena da yang akan
ditanyakan dan ada yang harus menjawab dengan benar. Metode Tanya jawab ini
menghidupkan suasana dalam proses belajar mengajar dan bisa melihat kemampuan
yang dimiliki oleh setiap anak.
Metode tanya jawab dilaksanakan dengan
memberi pertanyaan – pertanyaan yang dapat memberikan angsangan agar anak aktif
untuk berfikir melalui pertanyaan guru anak didik anak berusaha untuk
memahaminya dan menemukan jawabannya.
1. Metode
Tanya jawab dipergunakan oleh guru apabila
a. Guru
ingin mengetahui pengetahuan yang telah dimiliki anak dengan kemampuan baru
yang akan dipelajari
b. Ingin
mengetahui pengalaman / kemampuan yang telah dimiliki oleh anak
c. Guru
memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya mengenal hal – hal yang belum
dipahami
d. Guru
hendak membangkitkan perhatian dan semangat belajar anak pada saat suasana
kelas lesu
e. Guru
hendak mendorong keberanian anak untuk mengemukakan pendapatnya
Beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam pelaksanan kegiatan tanya jawab adalah sebagai berikut :
a. Pertanyaan
hendaknya ditujukan kepada semua anak, sehingga setiap anak merasa diberi
kesempatan untuk menjawab pertanyaan
b. Pertanyaan
hendaknya tidak keluar dari ruang lingkup bahan pengembangan yang telah
diajarkan
c. Guru
hendaknya membimbing dan mengarahkan pengamatan atau pemikiran anak terhadap
bahan pengembangan yang sedang dipelajari
d. Pertanyaan
diajukan ketika suasana kelas dalam keadaan tenang dan anak – anak telah
menunjukkan kesiapan mental
e. Setiap
jawaban anak hendaknya dihargai, jika jawaban anak salah, guru hendaknya
memperbaiki dengan bijaksana
f. Guru
hendaknya berusaha membangkitkan keberanian anak untuk bertanya
g. Guru
hendaknya memberikan contoh bagaimana cara mengajukan pertanyaan yang baik
h. Sebelum
guru menjawab pertanyaan anak, lebih baik jawaban itu ditawarkan kepada semua
anak, jika kemudian ternyata semua anak dapat menjawab, maka gurulah yang
menjawab
i. Kalimat
pertanyaan yang diberikan menggunakan bahasa sederhana, singkat dan jelas
2. Tujuan
metode tanya jawab
a. Melatih
anak untuk mengajukan pendapatnya
b. Melatih
keberanian anak untuk menanyakan sesuatu yang belum dipahaminya
c. Melatih
anak bertutur dengan motivasi yang benar
d. Mengembangkan
kosa kata dan berbendaharaan kata anak
e. Melatih
anak untuk menghargai pendapat orang lain
f. Mengetahui
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki anak
g. Memberi
kesempatan anak untuk bertanya
3. Dalam
pelaksanaan tanya jawab mendapat perhatian :
a. Pertanyaan
hendaknya ditujukan pada semua anak
b. Pertanyaan
tidak keluar dari bahan yang telah diajarkan kepada anak
c. Guru
membimbing dan mengarahkan pemikiran anak
d. Pertanyaan
diajukan disaat kelas dalam keadaan tenang
e. Setiap
jawaban anak hendaknya harus dihargai
f. Guru
hendaknya membangkitkan kebenranian anak untuk bertanya
g. Guru
memberi contoh bagaimana mengajukan pertanyaan yang baik
Disamping itu guru harus memperhatikan
dan berusaha agar anak aktif memberi jawaban atau keterangan, bukan guru yang
aktif memberi kterangan. Metode ini digunakan untuk :
a. Mengetahui
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki anak
b. Memberi
kesempatan anak untuk bertanya
c. Mendorong
keberanian anak untuk mengemukakan pendapat
Metode ini banyak melibatkan anak dan
guru antara anak dengan anak, kegiatan ini dilaksanakan dengan cara seorang
anak berdiri didepan kelas serta mengungkapkan sesuatu kepada teman dan
gurunya.
Metode ini sangat bermanfat bagi anak TK
sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan guru agar anak berani
mengungkapkan pendapat serta berani berbicara didepan umum.
Dari kesimpulan diatas bahwa metode
tanya jawab banyak melibatkan anak untuk beraktivitas dalam pembelajaran,
sehingga anak memberikan suasana yang menyenangkan, menggembirakan sehingga
anak senang dan antusias dalam mengikuti pelajaran dengan demikian kesan yang
didapat anak tentang materi pembelajaran yang sedang dipelajari lebih kuat,
yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya.
F. Konsep
Bilangan
Merupakan bagian matematika, diperlukan
untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi
kehidupan sehari – hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi
pengembangan kemampuan matematika. Dengan kata lain berhitung di TK diperlukan
untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika, sehingga anak secara mental
siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut disekolah dasar. Seperti
pengenalan konsep lambing bilangan, bentuk, ukuran, ruang dan posisi melalui
berbagai bentuk alat dan melalui kegiatan yang menyenangkan, selain itu
berhitung juga diperlukan untuk membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif
dan pada diri anak.
Kemampuan yang diharapkan dalam
berhitung di TK dapat dilaksanakan melalui pengenalan konsep bilangan dan
beberapa tahapan pemahaman untuk anak diantara 3 (tiga) tahapan mengenal konsep
bilangan ini sebagai berikut :
1. Mengenal
konsep bilangan
Untuk mengenalkan bilangan 1 sampai 10
kita perlu mengenal konsep. Konsep merupakan dari yang sederhana menuju
kekongkrit karena anak usia 4 tahun memasuki dunia nyata, harus ditunjukkan
dengan benda setelah tahu bendanya baru anak mulai menghayal, sehingga konsep
bilangan dihubungkan dengan benda – benda yang nyata / korespondensi setiap
benda dapat dihitung satu – satu oleh anak / hanya 1 kali menghitung kalau sudah
menguasai, maka angka 1 sampai 10 bisa dikenalkan pada anak.
Sebelum kita mengenalkan lambing
bilangan kepada anak yang perlu kita tanamkan pada anak adalah kita mulai
mengenalkan dengan kumpulan benda – benda yang sepadan (lawan) dan tidak
mempersoalkan cara menghitungnya (dihitung dari kiri atau dari kanan) suatu
jumlah benda akan tetap dan tidak berubah.
Jika kita tidak mengenalkan atau
memberikan pengalaman kongkrit pada anak jangan pernah menuntut anak untuk
faham, berikan pemahaman tahap demi tahap sesuai perkembangan anak.
Perkembangan kognitif anak – anak masih bertumpuh pada penggunaan benda nyata
untuk memahami konsep – konsep abstrak.
Pembelajaran konsep bilangan hendaknya
dilakukan dengan tahap pengenalan benda kongkrit atau nyata, mengapa anak harus
belajar benda nyata ? karena benda nyata atau kongkrit bisa .ipegang, diraba,
dilihat, didengar dan dirasakan langsung oleh panca indra anak. Dengan
melihatkan kelima panca indra, jalur informasi akan terbentuk sangat kuat
dibenak anak.
Kita faham mengenalkan konsep bilangan,
butuh proses yang cukup lama agar anak bisa mengenal bilangan 1, 2, 3, 4, 5 dan
seterusnya. Penyampaian bilangan ini dilakukan berulang – ulang kali dengan
materi yang beragam, hitung menghitung ini diharapkan berjalan berkali – kali
dan kian hari kian lebih cepat menghitungnya sampai anak mampuh memiliki logika
dan memahami secara mental yang cukup. Dengan mengenalkan konsep bilangan
melalui benda kongkrit anak akan mudah tanggap dan cepat dalam mengingat dan
menghafal konsep bilangan 1 sampai 10.
2. Masa
Transisi Konsep Bilangan
Kemampuan yang diharapkan dalam
berhitung di TK dapat dilakukan melalui penguasaan konsep transisi dan lambing
yang terdapat disemua jalur matematika yang meliputi :
a. Menyebut
urutan bilangan ke 1, ke 2, ke 3, ke 4 dan ke 5
b. Mengenal
lambing bilangan dari 1 sampai 10
c. Membilang
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
d. Menggunakan
konsep bilangan dengan lambing bilangan
e. Mengenalkan
konsep bilangan sama dan tidak sama (=, #) lebih dari, kurang dari, banyak dan
sedikit
f. Mengenalkan
operasi penjumlahan, pengurangan (+, -)
g.
Mengenalkan konsep – konsep
bangun – bangun datar, lingkaran, segi tiga, persegi panjang, dll O
D
€

Mengenalkan konsep pada anak bukanlah
hal yang tabu untuk mengajarkan anak pra sekolah membaca dan berhitung
(matematika) asalkan mereka sendiri sudah siap, punya minat dan rasa ingin tahu
yang kuat dan perlu diperhatikan bhwa kesiapan anak untuk belajar itu tidak
sama. Selain itu dari berbagai pengamatan dan pengalaman, metode apapun yang
kita terapkan dalam mengajari anak, selama hal itu dilakukan dengan suasana
santai dan akrab, maka anak akan cepat menangkap apa yang kita ajarkan.
Menurut JACK E. FORBES : Anak akan
menutup pikirannya dan menolak untuk belajar bila ia belum siap atau bila ia
tidak berminat. Kematangan anak dalam proses belajar mengajar memang sangat
perlu karena tahap demi tahap berikutnya merupakan tugas guru untuk memusatkan
perhatian pada kegiatan, dimana anak diajarkan secara benar dan berulang kali
mengenal konsep bilangan, sehingga anak bisa dan mampu memahami lambing
bilangan, disini anak tidak lepas sebelum benar – benar menguasainya.
2. Tahap
Terakhir Dikuasai Anak Usia Dini
Menurut MONTESORI dalam Anggai Sudono
(1995 : 2) : mengatakan bahwa dengan bermain anak akan memilih konsep dan
pengertian konsep secara ilmiah tanpa paksaan seperti konsep bilangan.
Pemahaman
tentang konsep gilangan ini diberikan pada anak membutuhkan waktu yang sangat
lama dan berulang kali disampaikan pada anak sehingga anak benar-benar paham
terhadap angka atau lambang bilangan dengan baik dan benar.
0 komentar:
Posting Komentar