Minggu, 23 Desember 2012

PAUD ABK, Cerita tentang Anak – anak autis

Diposting oleh Unknown di 03.39

Tgl 30 November, hari pertama aku masuk sebagai bunda PAUD untuk Anak berkebutuhan khusus, Pengalaman baru tentunya, karena sebelumnya aku tidak pernah terjun secara langsung di sekolah ABK, jadi ketika tiba – tiba harus berhadapan dengan anak autis, Hiper aktif/ Attention Deficit Hyperactivity Disorder, down syndrome, Tuna Rungu, Tuna Wicara, dll, dan mempunyai tugas untuk mengembangkan kemampuan mereka, aku jadi mulai berpikir lebih banyak tentang mereka, mencari banyak informasi tentang ABK, dan tentang bagaimana cara agar membuat mereka tidak berbeda dari anak kebanyakan. 

Pada hari pertama sampai kira – kira seminggu lebih, aku hanya melakukan observasi, aku melihat bagaimana proses yang di lakukan untuk mengembangkan mereka, ternyata dengan cara memberikan terapi.

Dan di antara banyak terapi ini seperti yang tertulis di  wikipedia indonesia

Terapi Bagi Individu dengan Autisme

Bila ada pertanyaan mengenai terapi apa yang efektif? Maka jawaban atas pertanyaan ini sangat kompleks, bahkan para orang tua dari anak-anak dengan autisme pun merasa bingung
ketika dihadapkan dengan banyaknya treatment dan proses pendidikan yang ditawarkan bagi anak mereka. Beberapa jenis terapi bersifat tradisional dan telah teruji dari waktu ke waktu sementara terapi lainnya mungkin baru saja muncul. Tidak seperti gangguan perkembangan lainnya, tidak banyak petunjuk treatment yang telah dipublikasikan apalagi prosedur yang standar dalam menangani autisme. Bagaimanapun juga para ahli sependapat bahwa terapi harus dimulai sejak awal dan harus diarahkan pada hambatan maupun keterlambatan yang secara umum dimiliki oleh setiap anak autis, misalnya; komunikasi dan persoalan-persolan perilaku. Treatment yang komprehensif umumnya meliputi; Terapi Wicara (Speech Therapy), Okupasi Terapi (Occupational Therapy) dan Applied Behavior Analisis (ABA) untuk mengubah serta memodifikasi perilaku.

Berikut ini adalah suatu uraian sederhana dari berbagai literatur yang ada dan ringkasan penjelasan yang tidak menyeluruh dari beberapa treatment yang diakui saat ini. Menjadi keharusan bagi orang tua untuk mencari tahu dan mengenali treatment yang dipilihnya langsung kepada orang-orang yang profesional dibidangnya. Sebagian dari teknik ini adalah program menyeluruh, sedang yang lain dirancang menuju target tertentu yang menjadi hambatan atau kesulitan para penyandangnya.

Educational Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada: Applied Behavior Analysis (ABA) yang prinsip-prinsipnya digunakan dalam penelitian Lovaas sehingga sering disamakan dengan Discrete Trial Training atau Intervensi Perilaku Intensif.

Pendekatan developmental yang dikaitkan dengan pendidikan yang dikenal sebagai Floortime.

TEACCH (Treatment and Education of Autistic and Related Communication – Handicapped Children).

Biological Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada: diet, pemberian vitamin dan pemberian obat-obatan untuk mengurangi perilaku-perilaku tertentu (agresivitas, hiperaktif, melukai diri sendiri, dsb.).

Speech – Language Therapy (Terapi Wicara), meliputi tetapi tidak terbatas pada usaha penanganan gangguan asosiasi dan gangguan proses auditory/pendengaran.

Komunikasi, peningkatan kemampuan komunikasi, seperti PECS (Picture Exchange Communication System), bahasa isyarat, strategi visual menggunakan gambar dalam berkomunikasi dan pendukung-pendukung komunikasi lainnya.

Pelayanan Autisme Intensif, meliputi kerja team dari berbagai disiplin ilmu yang memberikan intervensi baik di rumah, sekolah maupun lngkungan sosial lainnya.

Terapi yang bersifat Sensoris, meliputi tetapi tidak terbatas pada Occupational Therapy (OT), dan Auditory Integration Training (AIT).

Dengan adanya berbagai jenis terapi yang dapat dipilih oleh orang tua, maka sangat penting bagi mereka untuk memilih salah satu jenis terapi yang dapat meningkatkan fungsionalitas anak dan mengurangi gangguan serta hambatan autisme. Sangat disayangkan masih minim data ilmiah yang mampu mendukung berbagai jenis terapi yang dapat dipilih orang tua di Indonesia saat ini. Fakta menyebutkan bahwa sangat sulit membuat suatu penelitian mengenai autisme. Sangat banyak variabel-variabel yang dimiliki anak, dari tingkat keparahan gangguannya hingga lingkungan sekitarnya dan belum lagi etika yang ada didalamnya untuk membuat suatu penelitian itu sungguh-sungguh terkontrol. Sangat tidak mungkin mengontrol semua variabel yang ada sehingga data yang dihasilkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mungkin secara statistik tidak akurat.

Tidak ada satupun jenis terapi yang berhasil bagi semua anak. Terapi harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, berdasarkan pada potensinya, kekurangannya dan tentu saja sesuai dengan minat anak sendiri. Terapi harus dilakukan secara multidisiplin ilmu, misalnya menggunakan; okupasi terapi, terapi wicara dan terapi perilaku sebagai basisnya. Tenaga ahli yang menangani anak harus mampu mengarahkan pilihan-pilihan anda terhadap berbagai jenis terapi yang ada saat ini. Tidak ada jaminan apakah terapi yang dipilih oleh orang tua maupun keluarga sungguh-sungguh akan berjalan efektif. Namun demikian, tentukan salah satu jenis terapi dan laksanakan secara konsisten, bila tidak terlihat perubahan atau kemajuan yang nyata selama 3 bulan dapat melakukan perubahan terapi. Bimbingan dan arahan yang diberikan harus dilaksanakan oleh orang tua secara konsisten. Bila terlihat kemajuan yang signifikan selama 3 bulan maka bentuk intervensi lainnya dapat ditambahkan. Tetap bersikap obyektif dan tanyakan kepada para ahli bila terjadi perubahan-perubahan perilaku lainnya.



Balik lagi pada ceritaku.

Pada awalnya, aku merasa kesulitan ketika harus menangani anak autis juga hiperaktif. Ketika di dalam ruangan aku harus di hadapkan pada anak yang asik dengan dirinya sendiri,ada  mereka yang  tertawa – tertawa sediri, ada yang menangis, bicara – bicara sendiri yang tidak jelas artinya, teriak bahkan ada anak yang perilakunya suka menggigit, menjambak, menendang – nendang tidak karuan, dan masih banyak lagi perilaku kacau anak. Rasanya seperti sulit mereka bisa merespon apa yang sudah kami lakukan pada mereka. Ketika aku menghadapi mereka seperti aku sedang bermonolog. Ketika kami memberikan terapi kepatuhan perintah pada mereka dan mereka masih asik dengan dirinya, aku sempat berpikir apakah hal ini bisa memberikan hasil? Namun ketika secara intensif kami memberi  terapi dan kemudian mereka merespon, sungguh bahagiaku berlipat – lipat.

Dari situ aku selalu berkeyakinan bahwa dengan kesungguhan akan ada kesuksesan.

Dan keyakinan pasti akan kesembuhan para autis jika orang tua mereka bersabar dan berikhtar, karena semua penyakit pasti ada obatnya

Rasulullah s.a.w telah bersabda yang maksudnya:"Bahawa Allah telah menurunkan penyakit dan ubat dan dijadikan kepada setiap penyakit ada obatnya, berubatlah tetapi jangan berobat dengan benda-benda yang haram." (Abu Daud)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Maaf mbk, jika boleh tau mba ngajarnya di slb autis mana? Terimakasih

Posting Komentar

 

^^ ~Azmi WebLog~ ^^ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review