.
Pengertian
pengendalian intern
Menurut
Mulyadi (2002:16.3) adalah sebagai berikut :
System
pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
di koordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Dari pengertian di atas dapat diartikan
sebagai berikut :
a.
Pengendalian
intern adalah
suatu rencana merupakan alat bantu untuk mencapai tujuan.
b.
Pengendalian
intern dilaksanakan oleh orang hukum semata-mata manual kebijakan dan formulir.
c.
Pengendalian
intern diarahkan untuk mencapai tujuan di dalam suatu atau lebih kategori
2.
Tujuan
Pengendalian Intern
Menurut SA Seksi 319 pertimbangan atas pengendalian intern dalam
audit laporan keuangan paragraph 06 yang tujua pengendalian intern adalah :
a.
Keandalan
pelaporan keuangan
Agar
dapat menyelenggarakan operasi usaha dalam perusahaan dinilai dengan baik, maka
manejemen harus mempunyai informasi yang akurat dan dapat diandalkan sehingga
tersebut dapat dipercaya.
b.
Mendorong
efisiensi dan efektivitas operasi
System
pengendalian dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk menghindari pengulangan
kerja yang tidak perlu dan pemborosan dalam seluruh aspek usaha.
c.
Kepatuhan
terhadap kebijakan dan peraturan yang berlaku.
Menajemen
membuat berbagai peraturan dan prosedur untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut
tujuannya pengendalian intern dapat dibagi menjadi 2 macam
1)
Pengendalian
administrative (Administrative Control).
Pengendalian administratif meliputi
rencana kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pemgambilan keputusan yang
mengarah kepada pengotorisasian transaksi oleh manajemen.
2)
Pengendalian
akuntansi (Accounting Control)
Pengendalian akuntansi meliputi
rencana kebijakan dan prosedur yang bertujuan untuk menjaga kekayaan dan
catatan perusahaan dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Agar perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang andal maka
dapat dilakukan dengan :
a)
Pelaksanaan
transaksi dilaksanakan berdasarkan otorisasi umum atau khusus oleh manajemen
b)
Transaksi
dicatat untuk menyiapkan laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip
c)
Akses kedalaman
aktivitas diberikan bersarkan otorisasi manajemen
d)
Catatan
pertanggungjawaban atas aktiva dibandingkan dengan aktiva yang ada pada
waktu-waktu tertentu.
3.
Komponen-komponen
pengendalian intern.
Menurut Mulyadi (2002:183) ada 5 unsur pengendalian yaitu:
a.
Control
environment ( Lingkungan pengendalian )
Manajemen pengendalian
mencerminkan sikap dan tindakan manajemen mengenai pengendalian intern
perusahaan. Lingkungan pengendalian mempunyai tujuh factor yang di ungkapkan
yaitu :
1)
Nilai estetika dan kejujuran ( integrity and
ethical value )
2)
Keinginan untuk
maju
3)
Partisipasi
dewan direksi atau komite audit
4)
Falsafah
manajemen dan gaya operasi
5)
Struktur
organisasi
6)
Pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab
7)
Kebijakan dan
pelatihan sumber daya manusia
b.
Risk assessment
Kesatuan
perkiraan resiko yang akan timbul bertujuan untuk mengidentifikasikan,
menganalisa mengelola resiko yang berhubungan dengan persiapan laporan keuangan
yang akan disajikan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Resiko
yang ada dalam laporan keuangan disebabkan oleh factor – factor ekstern dan intern,
serta keadaan yang timbul dari pengaruh negative bahkan kemampuan perusahaan
dalam mencatat, mengelola dan melaporkan data keuangan yang sesuai dengan versi
manajemen di dalam manajemen keuangan. Resiko dapat timbul oleh keadaan sebagai
berikut :
1)
Perubahan dalam
lingkungan operasi perusahaan
2)
Karyawan baru
3)
System
informasi baru
4)
Pertumbuhan
yang pesat
5)
Teknologi baru
6)
Lingkungan
produk atau kegiatan baru
7)
Operasi
perusahaan secara internasional
8)
Keputusan
akuntansi
c.
Control
activities
Kegiatan
pengendalian intern terdiri dari kebijakan dan prosedur yang merasakan bahwa di
perlukan untuk merendam resiko dalam upaya pencapaian keseluruhan tujuan secara
umum. Kegiatan pengendalian dapat dikategorikan kedalam kebijakan dan prosedur
sebagai berikut :
1)
Tinjauan ulang
atas penampilan kerja
2)
Pengolahan
informasi
d.
Information and
communication
Kualitas
system informasi, termasuk system informasi akuntansi mempengaruhi kemampuan
manajemen dalam membuat keputusan dan pengendalian kegiatan perusahaan dan
menyiapkan laporan keuangan yang layak. Sistem informasi akuntansi terdiri dari
metode – metode dan catatan – catatan yang bertujuan untuk :
1)
Mengidentifikasikan
dan mencatat semua transaksi yang sah
2)
Menggambarkn
secara periodic transaksi yang terperinci dalam klasifikasi yang layak pada
laporan keuangan
3)
Mengukur nilai
tansaksi yang sesuai dengan nilai moneter yang layak dalam laporan keuangan
4)
Menentukan
periode waktu dimana timbulnya transaksi untuk dicatat pada periode akuntansi
yang sesuai
5)
Pengungkapan
transaksi yang layak pada laporan keuangan.
Komunikasi
merupakan proses pemahaman individu dan pertanggung jawaban yang berhubungan
dengan pengendalian intern terhadap laporan keuangan.
e.
Monitoring
tindak lanjut
Tindak
lanjut adalah suatu proses yang menguji dan menetapkan kualitas penampilan
pengendalian intern, termasuk menetapkan rencana dan operasi pengendalian dalam
dasar periode waktu dan pengambilan tindakan perbaikan yang diperlukan. Proses
ini dicapai dengan pengawasan yang berkesinambungan terhadap kegiatan operasi
perusahaan, evaluasi terpisah atau kombinasi yang keduanya seperti dengan cara
mempelajari pengendalian intern yang ada, laporan auditor intern, laporan dari
pihak – pihak perusahaan seperti pemerintah dan bank, umpan balik dari karyawan
dan masukan konsumen. Dari proses tindak lanjut ini dapat di ketahui kelemahan
dan kekuatan perusahaan sehingga dapat diusulkan pengendalian intern yang lebih
baik.
4.
Keterbatasan
pengendalian intern
Theadorus M Ruana Kotta (2000:124) mengemukakan keterbatasan-keterbatasan
yang melekat pada pengendalian intern yaitu:
a.
Colluston
(persekongkolan)
b.
Cost (biaya)
c.
Kelemahan
manusia
5.
Pengendalian
intern penjualan
Penjualan merupakan aktivitas terpenting dalam perusahaan karena
dari aktivitas ini dapat diperoleh laba yang merupakan satu tujuan perusahaan
dengan dilakukan aktivitas penjualan ini diharapkan diperoleh laba yang
maksimal dan berlangsung secara kontinyu supaya kelangsungan hidup perusahaan
dapat dipertahankan dan perkembangan perusahaan dapat dicapai.
Laba yang diperoleh sebagai akibat terjadinya aktivitas penjualan
harus diamankan sedemikian rupa. Sehingga pimpinan harus melakukan suatu
prosedur pengendalian terhadap aktivitas penjualan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menciptakan suatu prosedur pengendalian intern yang memadai sehingga
dengan prosedur tersebut dapat :
a.
Menjamin
kelancaran aktivitas penjualan sehingga memungkinkan segala sesuatunya dapat
diselesaikan secara baik dan tepat waktu.
b.
Memberikan
jaminan terhadap kebenaran dan kelengkapan data keuangan yang berkaitan dengan
penjualan sehingga terhindar dari penyalahgunaan.
Dengan demikian
untuk mencegah terjadinya penyelewengan-penyelewengan dalam perusahaan maka
harus ditetapkan suatu prosedur pengendalian intern penjualan yang memadai.
Menurut Wilison dan Cambel (2000:1297) pengendalian intern penjualan adalah
sebagai berikut :
a.
Tenaga kerja
yang kompoten dan dapat dipercaya disertai dengan adanya garis wewenang dan
tanggungjawab yang jelas
b.
Pemisahan
fungsi yang memadai untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang disengaja atau
tidak disengaja.
c.
Prosedur-prosedur
yang wajar untuk memberikan otorisasi terhadaps transaksi-transaksi
d.
Adanya
catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang memadai
e.
Prosedur-Prosedur
yang wajar untuk pembukuan yang memadai
Meskipun
penerapan suatu prosedur pengendalian intern cukup ideal manajemen tetap harus
mengadakan pemeriksaan dan penilaian dan penilaian secara kontinyu terhadap
penerapan pemrosesan siklus transaksi tersebut
0 komentar:
Posting Komentar